Gambar: Screenshot 2025 09 09 150318

Jakarta, 9 September 2025 – Seminar bertajuk “Teaching in Digital Age: Safe, Smart, and Innovative Approaches for Student Growth” sukses digelar secara daring melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini menghadirkan kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga pakar internasional. Acara ini menjadi momentum penting dalam menegaskan komitmen bersama untuk menyiapkan generasi yang mampu tumbuh di era digital secara aman, cerdas, dan inovatif.

Pembukaan: Tantangan dan Peluang Pendidikan Digital

Rektor Universitas Saintek Muhammadiyah, Faiz Rafdhi, dalam sambutannya menyoroti perkembangan pesat dunia komputer dan teknologi. Ia mencontohkan bahwa jika pada dekade 1990-an lulusan komputer hanya memiliki tiga jalur karier utama—operator, desainer, atau programmer—kini peluang itu berkembang hingga ratusan bidang, mulai dari network programming, database, komunikasi visual, hingga kecerdasan buatan (AI).

“AI hari ini tidak hanya hadir dalam bidang ilmu pengetahuan, tapi juga agama bahkan politik. Maka, lembaga pendidikan harus mampu menyusun etika penggunaan AI agar pemanfaatannya tetap berada pada jalur yang benar,” tegasnya.

Pandangan Legislator: Menggabungkan Kebijakan Lama dan Baru

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudin, menekankan pentingnya memadukan kebijakan lama yang masih relevan dengan pendekatan baru berbasis teknologi digital. Ia menegaskan bahwa secanggih apa pun perangkat lunak atau keras, hasilnya tidak akan maksimal tanpa kesiapan sumber daya manusia.

“Kita perlu mengombinasikan kebijakan lama yang baik dengan strategi baru, agar guru dapat mengajar secara kreatif dan efektif di era digital,” ujarnya.

Literasi Digital dalam Pendidikan Dasar

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Gogot Suharwoto, menyampaikan bahwa tahun 2025 pemerintah fokus menghadirkan program prioritas dalam literasi, numerasi, dan sains teknologi.

“Teknologi dalam pembelajaran tidak bisa hanya sebatas menyediakan perangkat. Guru perlu didukung pelatihan, konten, dan portal pendidikan yang aman, sehingga mereka bisa mengajar dengan percaya diri,” jelasnya.

Komitmen Komdigi: Ruang Belajar Digital yang Aman

Kepala BPSDM Komunikasi dan Digital, Bonifasius Wahyu Pudjianto, menekankan bahwa tema seminar kali ini sangat relevan dengan agenda transformasi digital menuju Indonesia Emas 2045.

“Kami membangun ruang belajar digital yang aman agar seluruh aktivitas pendidikan terlindungi dari ancaman siber, termasuk pencurian data pribadi, hoaks, hingga serangan digital. Melalui program Literasi Digital Nasional, kami membekali masyarakat dengan empat pilar CABE: cakap digital, aman digital, budaya digital, dan etika digital,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa program Digital Talent Scholarship dirancang untuk meningkatkan kompetensi masyarakat sekaligus mendukung integrasi teknologi digital ke dalam kurikulum pendidikan.

Perspektif Internasional: AI dan Teknologi dalam Pembelajaran

Dua narasumber internasional turut memberikan wawasan global:

  • Nadezhda Kurlovich, Education Program Manager Positive Technologies (Rusia), menyoroti tantangan dalam penggunaan AI. Ia mengingatkan bahwa meskipun AI semakin populer, informasi yang dihasilkan tidak selalu benar. “Hati-hati dalam membagikan data pribadi, baik milik Anda maupun siswa. Gunakan AI secara cermat dan spesifik agar hasilnya bermanfaat,” pesannya.

  • Colin Li, Global Education Consultant dan Training Specialist (Tiongkok), menjabarkan dampak positif teknologi terhadap proses belajar, mulai dari meningkatkan motivasi hingga memfasilitasi pembelajaran personal. Berdasarkan meta-analisis, ia menekankan efektivitas teknologi sangat dipengaruhi oleh pengalaman guru. “Hasil pembelajaran meningkat signifikan ketika guru sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun, menggunakan teknologi lebih dari dua tahun, dan memanfaatkannya secara konsisten dalam 75–80% sesi kelas,” paparnya.

Interaksi Peserta dan Harapan ke Depan

Seminar ini diikuti dengan diskusi interaktif yang melibatkan guru, akademisi, dan praktisi pendidikan. Peserta menanyakan seputar keamanan data siswa, efektivitas platform daring, hingga cara menjaga keseimbangan antara teknologi dan tatap muka.

Acara ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk menciptakan ekosistem pembelajaran digital yang tidak hanya modern, tetapi juga aman dan beretika. Dengan semangat bersama, pendidikan Indonesia diharapkan siap menghadapi era digital secara lebih adaptif dan inovatif. (Pubdok/L)


Label
seminar, teaching, digital age, tekankan, pembelajaran, aman, cerdas, inovatif