Gambar: Peserta Penguatan Pemahaman Literasi Digital dan Keterampilan Digital Dasar: Pelatihan Social Media Optimization yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) melalui Pusat Pengembangan Literasi Digital di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Depok, Jawa Barat (08/1/2025).

Pusbang Literasi Digital, Depok – Apabila ingin sukses menarik pelanggan melalui konten, maka buatlah konten promosi produk yang mampu menjawab kebutuhan mereka. Ini menjadi salah satu kesimpulan yang dapat dipetik dari kegiatan Penguatan Pemahaman Literasi Digital dan Keterampilan Digital Dasar: Pelatihan Social Media Optimization yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) melalui Pusat Pengembangan Literasi Digital di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Depok, Jawa Barat.

Trainer untuk sesi Pemahaman Literasi Digital, Indriyatno Banyumurti dari ICT Watch menyatakan bahwa mempromosikan produk di media sosial adalah tentang mencari “irisan” antara apa yang dibutuhkan audiens atau calon pelanggan, dengan apa yang ingin dikatakan oleh penjual.

“Kadang kita posting konten yang kita mau saja, bukan apa yang dibutuhkan audiens. Tapi kalau kita cari irisannya, kita bisa menghadirkan apa yang audiens kita mau, sehingga konten itu jadi menarik untuk mereka,” jelas Indriyatno (08/10/2025).

Indriyatno mengakhiri sesi materi literasi digital dengan pernyataan bahwa kunci memenangkan media sosial adalah dengan menjadi relevan, transparan, dan dekat dengan audiens. Hal ini dapat dilakukan dengan memahami karakteristik dan permasalahan audiens, melalui analisis fitur insight di platform media sosial yang berisi data demografi dan aktivitas audiens, juga performa konten akun yang dikelola.

Masih berkaitan tentang relevansi konten dengan audiens, trainer sesi Pelatihan Social Media Optimization, Agung Pambudi dari GoTo mendorong para peserta untuk menampilkan konten-konten yang menjelaskan value atau nilai dari produk yang dijual, tetapi tetap dikemas dalam sudut pandang yang relevan atau relate dengan calon pelanggan. Hal ini juga berkaitan dengan branding, yaitu seperti apa suatu brand ingin dipersepsikan oleh pelanggannya.

Branding adalah teknik mengkomunikasikan nilai atau pesan utama yang ingin kalian sampaikan kepada pelanggan agar mereka merasa relate, atau bagaimana produk kalian ingin dipersepsikan oleh pelanggan. Jika brand kita sudah lekat erat dengan pelanggan, maka mereka bisa menjadi pelanggan yang loyal,“ ujarnya.

Agung melanjutkan bahwa dulu beranda media sosial berisi konten dari orang yang di-follow, tapi sekarang isi beranda media sosial adalah konten-konten yang menurut platform media sosial tersebut akan disukai penggunanya.

“Jadi, kita cukup cari tahu konten apa yang disukai pelanggan kita. Kalau pelanggan kita suka konten lucu, berarti kita buat konten lucu untuk menarik pelanggan kita,” ungkapnya.

Media Sosial Sebagai Ladang Usaha di Era Digital

Dalam kegiatan ini, sebanyak 504 mahasiswa PNJ belajar tentang kiat-kiat melakukan digital marketing melalui media sosial, memahami fitur insight di tiap platform media sosial, dan cara membangun relasi yang baik dengan pelanggan. Asfar, salah satu peserta pelatihan menyatakan bahwa kegiatan ini juga membuka banyak insight mengenai penggunaan media sosial bagi dirinya.

“Saya merasa materi ini bisa digunakan untuk membangun bisnis. Misalkan kita sedang merintis bisnis baru, metode yang tadi diajarkan bisa digunakan sebagai langkah dasar kita untuk memulai usaha, jadi tidak perlu door-to-door, tapi tinggal gunakan media sosial untuk menjangkau banyak orang,” jelasnya.

Mengutip data dari laporan Digital 2025 Indonesia, terdapat sekitar 143 juta akun media sosial yang berasal dari Indonesia (sekitar 50,2% dari populasi di Indonesia), bahkan masyarakat Indonesia rata-rata menghabiskan waktu selama tiga jam perhari untuk menggunakan media sosial (We Are Social, 2025). Data tersebut menunjukkan peluang pasar di media sosial yang dapat dianalisis untuk membangun usaha, dan melalui kegiatan ini, para peserta dilatih untuk memanfaatkan media sosial secara maksimal agar mampu menjangkau pasar tersebut.

“Media sosial bukan hanya tempat curhat, tapi bisa jadi ladang usaha yang mantap. Semoga pelatihan ini bermanfaat dan menjadi langkah yang baik untuk teman-teman peserta berinovasi di masa depan,” harap Fahrizal Lukman Budiono, Ketua Tim Keterampilan Digital Dasar dari Pusat Pengembangan Literasi Digital, dalam keterangannya pada kegiatan ini.

Kegiatan Penguatan Pemahaman Literasi Digital dan Keterampilan Digital Dasar: Pelatihan Social Media Optimization merupakan bagian dari program Digital Entrepreneurship Academy (DEA) yang sebelumnya juga mengusung tema fotografi produk, social selling, dan digital copywriting. Informasi lebih lanjut mengenai Program Literasi Digital dan Digital Talent Scholarship dapat diakses melalui Instagram @literasidigitalkomdigi, @dtsdea, @thematic.academy, @dtsmicroskill, kanal YouTube Literasi Digital Komdigi, dan website digitalent.komdigi.go.id.



Narahubung Fahrizal Lukman Budiono Ketua Tim Keterampilan Digital Dasar Pusat Pengembangan Literasi Digital Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunikasi dan Digital Kementerian Komunikasi dan Digital RI

Label
dts, pelatihan, umkm, bpsdm, komdigi, literasi digital, goto, gojek, gojek indonesia, social media optimization, media sosial, brand, brand awareness, digital markeeting,