Yogyakarta — Dalam upaya mempercepat pemerataan transformasi digital di daerah, Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian (BPSDMP) Kominfo Yogyakarta menyelenggarakan sosialisasi bertajuk “Program Kolaborasi Peningkatan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI)” yang diikuti oleh perwakilan dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Bali. Kegiatan berlangsung secara luring di Gedung MMTC Yogyakarta serta daring melalui platform video konferensi.
Acara dihadiri berbagai pemangku kepentingan strategis dari unsur Setda DIY, Dinas Kominfo Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta tim Pusat Pengembangan Ekosistem SDM Komdigi BPSDM Komdigi. Kegiatan ini bertujuan menyelaraskan pemahaman lintas wilayah mengenai IMDI serta memperkuat komitmen kolaboratif dalam penguatan literasi digital dan peningkatan kualitas SDM berbasis teknologi di tingkat daerah.
Acara dibuka oleh Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Hukum, Pemerintahan, dan Politik, Sukamto, yang mewakili Gubernur DIY. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa teknologi digital bukan lagi sekadar alat bantu, tetapi telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan ekonomi. “Indeks Masyarakat Digital Indonesia adalah cerminan kesiapan kita semua dalam menghadapi era digital dengan percaya diri, aman, dan produktif,” ujar Sukamto.
Kepala BPSDMP Kominfo Yogyakarta, Anton Susanto, menyampaikan apresiasi atas partisipasi lintas daerah dalam forum ini. Ia menekankan pentingnya membangun model kolaborasi lintas sektor yang melibatkan unsur pemerintah, komunitas, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Sinergi multipihak dinilai krusial untuk memastikan bahwa program digitalisasi menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Materi utama disampaikan oleh Kepala Pusat Pengembangan Ekosistem SDM Komdigi BPSDM Komdigi, Nusirwan, yang menguraikan bahwa IMDI merupakan indeks yang dikembangkan untuk mengukur tingkat kompetensi digital masyarakat hingga tingkat kabupaten/kota. IMDI terdiri dari empat pilar utama, yakni: Infrastruktur dan Ekosistem, Keterampilan Digital, Pemberdayaan, dan Pekerjaan.
Pilar Infrastruktur dan Ekosistem mencakup akses terhadap teknologi digital, kualitas konektivitas, digitalisasi layanan pemerintah, serta keberadaan ekosistem pembelajaran berbasis TIK. Di Provinsi DIY, misalnya, 60% lebih masyarakat sudah mampu mengoperasikan perangkat dan mengakses internet, namun tantangan pemerataan masih nyata di sejumlah wilayah perdesaan.
Pilar Keterampilan Digital menilai literasi digital dasar hingga lanjutan, kemampuan komunikasi kolaboratif, literasi data, serta keamanan perangkat dan privasi pribadi. Meski penguasaan media sosial dan aplikasi dasar cukup tinggi, kemampuan berpikir kritis dan verifikasi informasi digital masih perlu ditingkatkan, tercatat hanya 45% responden DIY aktif mengecek kredibilitas sumber informasi sebelum membagikannya.
Selanjutnya, pilar Pemberdayaan menyoroti sejauh mana masyarakat menggunakan teknologi untuk menghasilkan nilai ekonomi, baik sebagai konsumen maupun penyedia layanan digital. Di DIY, kegiatan e-commerce tumbuh pesat, namun pelatihan literasi keuangan digital dan keterampilan monetisasi konten masih menjadi kebutuhan mendesak.
Pilar terakhir adalah Pekerjaan, yang menilai tingkat kesiapan tenaga kerja terhadap permintaan pasar digital, ketersediaan pelatihan keterampilan digital, serta kesenjangan antara permintaan dan penawaran SDM digital. Studi IMDI menunjukkan bahwa kebutuhan keterampilan digital dasar (seperti Office Suite dan email) mendominasi, namun permintaan akan kemampuan tingkat menengah hingga mahir terus meningkat.
Sesi diskusi interaktif menghadirkan respons dari Diskominfo Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Magelang, dan Banyumas. Mereka menyoroti isu umum di lapangan seperti rendahnya literasi digital di masyarakat desa, minimnya infrastruktur pendukung, serta perlunya integrasi data IMDI dalam perencanaan kebijakan daerah.
Berdasarkan diskusi dan masukan, forum menghasilkan tiga rekomendasi utama. Pertama, perlunya strategi berbasis konteks lokal untuk peningkatan IMDI. Kedua, integrasi IMDI dalam perencanaan program pembangunan daerah. Ketiga, penguatan kerja sama antardaerah di wilayah DIY, Jateng, Bali guna mengefektifkan implementasi program digitalisasi.
Sosialisasi ini menegaskan bahwa IMDI bukan sekadar indikator statistik, tetapi juga alat untuk merumuskan kebijakan strategis pembangunan digital. Melalui kegiatan ini, BPSDMP Kominfo Yogyakarta menegaskan kembali perannya sebagai simpul koordinasi peningkatan kompetensi digital masyarakat di wilayah kerja. Ke depan, pendekatan berbasis data IMDI diharapkan dapat menjadi fondasi kuat dalam membangun SDM digital Indonesia yang tangguh, inklusif, dan siap bersaing di tingkat global (PPRP Team)