Gambar: footage website gunkid

Gunungkidul — Pemerintah terus berkomitmen mempercepat transformasi digital di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di tingkat desa. Salah satu langkah strategis diwujudkan melalui program Digital Talent Scholarship (DTS) yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI melalui Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian (BPSDMP) Kominfo Yogyakarta bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

Pelatihan DTS berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 24 hingga 26 Juni 2025, dan diikuti oleh 245 peserta dari berbagai latar belakang yaitu masyarakat umum, pelaku UMKM, dan ASN. Kegiatan ini terdiri atas tiga akademi utama: Thematic Academy (TA), Digital Entrepreneurship Academy (DEA), dan Government Transformation Academy (GTA), yang bertujuan menciptakan SDM digital yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing.

Pelatihan TA dilaksanakan pada 25–26 Juni 2025 dan diikuti oleh 98 peserta yang tergabung dalam Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) dari berbagai desa di Gunungkidul. Bertempat di Aula Disdukcapil dan Aula Setda Kabupaten Gunungkidul, pelatihan ini berfokus pada pembentukan keterampilan produksi video untuk komunikasi dan pemasaran digital. Peserta dibekali kemampuan teknis dalam pembuatan konten visual mulai dari perencanaan, pengambilan gambar, penyuntingan, hingga publikasi melalui berbagai platform digital. Tujuannya adalah untuk memberdayakan generasi muda di desa agar mampu memproduksi konten kreatif yang relevan dengan kebutuhan lokal dan sekaligus berdaya jual secara nasional bahkan global. “Dulu saya hanya tahu cara merekam video pakai ponsel, sekarang saya bisa menyusun storyboard dan mengedit menggunakan software profesional,” ujar Rina, salah satu peserta dari Kecamatan Semanu. Melalui pelatihan ini, para anggota KIM diharapkan menjadi garda depan dalam menyebarkan informasi pembangunan desa serta turut serta dalam ekonomi kreatif berbasis digital.

Sementara itu, pada 24 Juni 2025, pelatihan DEA diikuti 83 pelaku UMKM dan individu wirausaha berlangsung di SMAN 1 Wonosari. Pelatihan ini mengusung tema pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) untuk pengembangan usaha. Peserta belajar memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi usaha mulai dari riset pasar otomatis, pembuatan konten promosi, customer service berbasis chatbot, hingga strategi penjualan prediktif. Materi ini menjadi sangat relevan di tengah makin kompleksnya ekosistem digital dan persaingan pasar. “Saya baru tahu kalau dengan AI, saya bisa membuat katalog produk hanya dengan mendeskripsikan barang. Ini luar biasa efisien,” kata Pak Arif, pelaku usaha kerajinan bambu asal Karangmojo. Pelatihan ini menjadi momentum penting dalam mendigitalisasi UMKM lokal. Komdigi berharap, para peserta dapat langsung menerapkan teknologi tersebut agar UMKM lokal lebih kompetitif dan efisien di tengah tantangan pasar digital.

GTA diselenggarakan khusus bagi ASN dan Non-ASN dari berbagai instansi pemerintah di Gunungkidul selama tiga hari, pada 24–26 Juni 2025, dengan total 64 peserta, dan terbagi dalam dua kelas yaitu Social Media Analyst, yang digelar di Ruang Handayani BKPPD dan Artificial Intelligence for Content Creation, yang berlangsung di Ruang Dhaksinarga BKPPD. Pelatihan Social Media Analyst bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pengelolaan media sosial pemerintahan, mulai dari strategi konten, analisis interaksi publik, penyusunan laporan monitoring, hingga pengambilan kebijakan berbasis data sosial media. “Saya jadi tahu cara menganalisis tren percakapan di media sosial agar bisa merespons isu dengan cepat dan tepat,” ungkap Ibu Wati, staf humas dari salah satu OPD di Gunungkidul.

Adapun pelatihan AI for Content Creation membekali peserta dengan keterampilan memanfaatkan kecerdasan buatan untuk pembuatan konten digital, seperti penulisan naskah otomatis, desain visual AI-generated, hingga video berbasis text-to-video tools. Kedua pelatihan ini bertujuan mendukung akselerasi transformasi digital di instansi pemerintah, menjadikan ASN lebih adaptif, kreatif, dan produktif di era digitalisasi layanan publik.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menyambut baik pelaksanaan DTS 2025. Antusiasme peserta menjadi bukti bahwa DTS menjawab kebutuhan riil masyarakat terhadap literasi dan keterampilan digital yang relevan. DTS 2025 di Gunungkidul mencerminkan komitmen bersama antara pemerintah pusat, daerah, dan komunitas dalam membentuk ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan menyasar berbagai kelompok dari komunitas desa, pelaku usaha, hingga ASN, program ini diharapkan mampu mencetak talenta digital yang kompeten, mandiri, dan siap menghadapi tantangan zaman (PPRP Team)


Label
bpsdm komdigi yogyakarta