Sleman - Forum Diskusi bertema “Dari Tantangan ke Peluang: Digitalisasi Koperasi & Talenta Masa Depan” berlangsung di Gedung Transformasi Digital STMM “MMTC” Yogyakarta pada Sabtu, 27 September 2025. Acara yang digelar BPSDMP Kominfo Yogyakarta ini menghadirkan narasumber utama dari Kementerian Koperasi RI, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DIY, serta akademisi dari Sekolah Vokasi UGM dan Ketua Asosiasi Pendamping Koperasi Modern (APIKOM).
Asisten Deputi Digitalisasi Koperasi Kementerian Koperasi RI, Riza Azmi, menjelaskan bahwa Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) merupakan inisiatif nasional yang dibangun dalam tiga fase: penguatan kelembagaan, aktivasi usaha, dan pendampingan berkelanjutan. “Koperasi Merah Putih adalah koperasi yang lahir di era digital. Seluruh prosesnya kini berbasis sistem, menggunakan platform SIMKOPDES dan Dashboard KDKMP agar pengawasan berjalan transparan dan real time,” paparnya. Program ini melibatkan 18 kementerian/lembaga, pemerintah daerah, serta 63 penyedia teknologi untuk mendukung tata kelola koperasi yang modern dan akuntabel.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Agus Mulyono, menegaskan bahwa digitalisasi merupakan instrumen kunci bagi penguatan ekonomi daerah. “Koperasi dan UMKM adalah tulang punggung ekonomi rakyat. Digitalisasi memungkinkan koperasi lebih efisien, transparan, serta mampu beradaptasi dengan perubahan global,” ujarnya. Pemda DIY terus memperkuat kebijakan melalui sistem SIBAKUL Jogja yang memfasilitasi data, pembinaan, dan pemasaran digital. Tantangan terbesar, menurutnya, ada pada peningkatan kompetensi SDM, tata kelola kelembagaan, dan akses permodalan.
Akademisi dari Sekolah Vokasi UGM, Umar Taufiq, menyoroti pentingnya kesinambungan proses digitalisasi koperasi. Ia menjelaskan bahwa digitalisasi tidak hanya menyederhanakan proses administrasi dan keuangan, tetapi juga menjadi sarana meningkatkan efisiensi dan daya saing koperasi. “Yang dibutuhkan bukan hanya adopsi teknologi, tetapi juga perubahan budaya kerja. Literasi digital anggota harus diperkuat agar sistem yang diterapkan benar-benar efektif,” jelasnya.
Ketua Asosiasi Pendamping Koperasi Modern Indonesia (APIKOM), Adi Sumunar, memaparkan bahwa digitalisasi menjadi jembatan strategis untuk membangun jaringan koperasi desa yang tangguh. “Digitalisasi transaksi membuat koperasi mampu mengelola stok, laporan keuangan, dan akses pasar secara real time,” terangnya. Namun, ia juga menekankan sejumlah tantangan seperti kebutuhan modal, pengelolaan SDM, serta persaingan dengan ritel besar. “Kuncinya ada pada kolaborasi antar koperasi desa Merah Putih agar mampu saling menopang dan memperluas pasar,” tambahnya.
Dari tingkat daerah, Dinas Koperasi Kabupaten Sleman menyampaikan bahwa fase pertama pembentukan koperasi desa di wilayahnya sudah berjalan baik, namun tantangan muncul pada tahap implementasi bisnis digital. “Sebagian lurah belum siap menanggung tanggung jawab penuh terhadap kebijakan pusat. Padahal, keberhasilan koperasi sangat bergantung pada kepemimpinan pengurusnya,” ujar perwakilan Sleman.
Perwakilan Dinas Koperasi Kota Yogyakarta menambahkan bahwa regenerasi menjadi isu penting di perkotaan. Banyak pengurus koperasi berusia lanjut dan kurang menguasai teknologi. “Kami bekerja sama dengan BKPSDM untuk meningkatkan kapasitas SDM koperasi. Perlu juga memasukkan pendidikan perkoperasian dalam kurikulum agar generasi muda lebih tertarik,” jelasnya.
Perwakilan dari Dinas Koperasi Kabupaten Bantul menyoroti pentingnya memperkuat rantai pasok dan kemitraan antar koperasi desa. Kesiapan anggota desa serta literasi digital dianggap krusial agar koperasi mampu bertahan di tengah kompetisi pasar modern.
Diskusi berlangsung interaktif, diwarnai pertanyaan peserta mengenai strategi pendampingan, hingga keberlanjutan program digitalisasi. Hasil forum diharapkan dapat menjadi masukan sebagai rekomendasi strategis bagi pemerintah daerah maupun pusat, khususnya terkait peningkatan kapasitas SDM dan penguatan ekosistem digital koperasi.
Forum ini menghasilkan rekomendasi strategis yang mencakup peningkatan literasi digital, penguatan SDM pengurus dan anggota, pengembangan ekosistem teknologi koperasi, serta kolaborasi lintas sektor. BPSDMP Kominfo Yogyakarta berkomitmen untuk menindaklanjuti hasil forum melalui pelatihan talenta digital dan pendampingan teknis di daerah
Kepala BPSDMP Kominfo Yogyakarta, Anton Susanto, menutup kegiatan dengan optimisme. “Digitalisasi koperasi bukan hanya transformasi sistem, melainkan transformasi cara berpikir. Dengan kolaborasi yang kuat, koperasi dapat menjadi motor penggerak ekonomi rakyat menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya. (PPRP Team)
Label
bpsdm komdigi yogya, koperasi merah putih, koperasi digital