Jakarta, 20 Juni 2025 – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Komdigi (BPSDM Komdigi) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menargetkan mencetak 600 ribu talenta digital setiap tahun sebagai respons atas tingginya kebutuhan tenaga kerja di sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang terus meningkat.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala BPSDM Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto, dalam pemaparannya di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat, Jumat (20/6). Ia mengungkapkan bahwa total kebutuhan talenta digital Indonesia mencapai sekitar 12 juta orang hingga 2030.
“Salah satu area yang sangat strategis dan berdampak langsung pada ekonomi nasional adalah talenta digital,” ujar Bonifasius.
Kesenjangan Talenta Digital Masih Lebar
Menurut data proyeksi BPSDM Komdigi, kesenjangan antara permintaan dan ketersediaan talenta digital masih tinggi. Beberapa provinsi mengalami kebutuhan talenta yang tinggi tetapi memiliki pasokan yang rendah, sedangkan sebagian wilayah lain justru mengalami oversupply. Oleh karena itu, langkah strategis dilakukan melalui pelatihan dan sertifikasi berbasis kebutuhan nyata dunia kerja.
“Yang dibutuhkan bukan sekadar gelar akademis, tapi kompetensi yang teruji. Sertifikasi menjadi sangat penting,” tambah Bonifasius.
Program Pelatihan Berjenjang dan Gratis
BPSDM Komdigi mengembangkan tiga area utama pelatihan, yaitu digital, komunikasi, dan telekomunikasi. Seluruh pelatihan ini diberikan secara gratis, termasuk sertifikasi nasional berbasis SKKNI dan sertifikasi global dari mitra teknologi internasional seperti Microsoft.
Platform yang dikembangkan untuk mendukung pelatihan mencakup:
-
Digital Talent Academy – pelatihan keterampilan digital teknis
-
Digital Leadership Academy (DLA) – penguatan kapasitas pimpinan pemerintahan dan ASN
-
Digital Training Center (DTC) – pusat pelatihan yang tersebar di Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan kota lainnya.
Literasi Digital Sebagai Pondasi Awal
BPSDM Komdigi juga fokus pada penguatan literasi digital masyarakat sebagai landasan awal transformasi digital. Hingga kini, sekitar 30 juta warga Indonesia telah dijangkau dari target 50 juta orang.
“Literasi digital itu ibarat imunisasi. Ia menjadi pelindung terhadap hoaks dan disinformasi serta membantu masyarakat siap menghadapi disrupsi teknologi seperti AI,” jelas Bonifasius.
Ekosistem Terintegrasi: Dari Pelatihan ke Dunia Kerja
Peserta yang telah menyelesaikan pelatihan akan masuk dalam Digital Talent Pool (DTP) yang terhubung dengan Diploy, platform penyedia informasi lowongan kerja, program magang virtual, hingga mentoring. Upaya ini memperkuat konsep “link and match” antara lulusan pelatihan dengan kebutuhan industri.
Selain pelatihan reguler, BPSDM juga mengembangkan ekosistem pemberdayaan berkelanjutan yang mencakup:
-
Reskilling dan upskilling SDM industri (DUDIKA)
-
Pembentukan startup digital
-
Sertifikasi profesi
-
Pengelolaan beasiswa dan komunitas alumni
Mendorong Kepemimpinan Digital di Sektor Publik
Transformasi digital juga menyasar sektor pemerintahan melalui program Digital Leadership Academy (DLA). Program ini dirancang untuk membentuk Smart Digital Leaders yang dinamis dan visioner, relevan dengan tantangan era digital.
“Transformasi digital itu keniscayaan, birokrasi pun harus ikut berubah,” pungkas Bonifasius. Pubdok (L)
Label
ngopi bareng, humas komdigi, wartawan.