Cikarang (05/06/2025) – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunikasi dan Digital (BPSDM Komdigi), Kementerian Komdigi terus meluaskan jejaring kemitraan dalam pengembangan SDM Indonesia bidang komunikasi, informasi, dan digital. Bekerja sama dengan National IT Industry Promotion Agency (NIPA) Republik Korea menggelar program Korea-ASEAN Digital Academy (KADA).
Peluncuran perdana program ini berlangsung di Auditorium Balai Pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) pada Kamis (5/6). Partisipasi 60 peserta terpilih dari Indonesia menjadi pertanda awal inisiatif strategis untuk pengembangan talenta digital di kawasan ASEAN.
Sejumlah tamu kehormatan turut menghadiri pembukaan KADA pertama ini, seperti Wakil Presiden NIPA, Kim Deuk-jung; Deputi Sekretaris Jenderal Sekretariat ASEAN, Satvinder Singh; dan Duta Besar Mission of The Republic of Korea (ROK) to ASEAN, Lee Jang-keun. Turut hadir pula Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria serta Kepala BPSDM Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto.
60 Peserta Tersaring dari 190 Pendaftar
Dalam laporannya, Bonifasius menyampaikan rasa bangga bahwa Indonesia terpilih sebagai salah satu negara percontohan pada tahap awal kerja sama pengembangan digital regional. “Pendanaan (hibah, red) didedikasikan untuk peningkatan/penguatan kapasitas SDM lokal, khususnya dalam bidang teknologi digital dan kecerdasan buatan,” buka Bonifasius.
Lebih lanjut Bonifasius menyampaikan bahwa inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara BPSDM Komdigi, Kementerian Komdigi dengan NIPA. “Kolaborasi ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan keterampilan digital yang ada, membuka berbagai peluang bagi para generasi muda, dan membangun ekosistem digital yang lebih kuat di kawasan ASEAN,” ujarnya.
Bonifasius juga menyampaikan bahwa program ini menarik banyak peminat, dengan total 190 pendaftar. Dan di akhir seleksi pada 30 Mei 2025 lalu terpilih 60 orang peserta dari seluruh Indonesia.
“Ini merupakan komitmen kami dalam pengembangan SDM digital, sebagaimana tercermin dalam program Digital Talent Scholarship (DTS), yang menjadi program nasional sejak 2018. Kami fokus pada reskilling dan upskilling talenta Indonesia, sekaligus mempertemukan para penyedia dan pencari kerja di sektor digital. Melalui DTS dan KADA, kami terus berupaya untuk membentuk talenta digital yang siap menghadapi masa depan dan memperkuat ekosistem digital,” sambung Bonifasius.
Kim Deuk-jung: Indonesia diakui sebagai pusat kerja sama digital yang berkembang pesat
Pada kesempatannya, Wakil Presiden NIPA, Kim Deuk-jung menyampaikan bahwa Indonesia merupakan pusat kerja sama digital bersama Korea. “Indonesia telah diakui sebagai pusat kerja sama digital yang berkembang pesat bersama Korea,” buka Kim Deuk-jung.
“Melalui Korea-ASEAN Digital Academy di Indonesia, kami ingin membina talenta digital lokal sekaligus membuka peluang kerja sama yang lebih dalam dengan perusahaan Korea. NIPA akan terus mendorong kerja sama aktif dengan negara-negara ASEAN, bahkan di luar lingkup akademi digital ini,” sambungnya.
Nezar: Di era transformasi digital, kolaborasi dan upskilling merupakan hal penting
Sementara itu Wamen Komdigi, Nezar Patria menyampaikan bahwa kehadiran seluruh pihak terkait merupakan bentuk komitmen kuat dalam pengembangan talenta digital dan membuka peluang baru dalam kecerdasan digital. “Ketika kita memasuki era transformasi digital global, kolaborasi dan upskilling bukan lagi pilihan,” buka Nezar.
“Keduanya merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, melalui program Digital Academy ini, kita tidak hanya membangun keahlian teknis di bidang AI, cloud, dan pengembangan software, tapi juga meningkatkan hubungan di antara negara-negara ASEAN dengan Korea,” sambung Nezar.
Tak lupa pula Nezar menyampaikan selamat kepada para peserta terpilih. “Kalian merupakan bagian dari sesuatu yang besar. Kami percaya kalian memiliki bakat unik masing-masing,” ujarnya.
Nezar berharap bahwa para peserta dapat menggunakan kesempatan ini tidak hanya untuk mengembangkan keahlian, tapi juga berkembang sebagai pemimpin masa depan di dunia digital. “Setiap langkah yang kalian ambil di sini adalah langkah untuk membentuk masa depan yang lebih cerdas dan terhubung. Kami percaya pada potensi kalian, dan kami sangat menantikan bagaimana kalian membentuk inovasi digital, tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh ASEAN,” tegas Nezar sekaligus membuka program KADA perdana di Indonesia ini.
Usai pembukaan program, seluruh 60 peserta akan mengikuti pelatihan intensif selama 250 JP, mulai 10 Juni hingga 8 Agustus 2025. Kurikulum pelatihan meliputi kecerdasan buatan (AI), pengembangan web, layanan cloud, dan masih banyak lagi.
Sekilas Korea-ASEAN Digital Academy (KADA)
Program KADA yang baru saja dibuka merupakan langkah awal inisiatif Korea-ASEAN Digital Innovation Flagship (KADIF) dengan anggaran sebesar USD 4,5 juta dari ASEAN-Korea Cooperation Fund (AKCF) untuk periode November 2024 hingga 2029 yang mencakup 10 negara anggota ASEAN. Di Indonesia program ini berjalan melalui kolaborasi BPSDM Komdigi, NIPA, Elice, dan Asosiasi Standar Korea (KSA). Program ini bertujuan untuk memberdayakan generasi muda yang memiliki kompetensi digital, memupuk kesiapan kerja, serta mendorong terbentuknya jaringan kerja lintas negara. (Pubdok/L/RAF)
Label
korea-asean digital academy, kada, kolaborasi, bpsdm komdigi, nipa, talenta digital