Dari Lumbung Desa Menuju Pasar Digital
Siapa sangka koperasi desa yang biasanya identik dengan simpan pinjam sederhana, kini mulai berbicara soal kecerdasan buatan (AI). Di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Koperasi Desa Merah Putih menjadi bukti bahwa teknologi tak lagi hanya milik kota besar. Dengan sentuhan pelatihan digital, koperasi desa ini kini belajar menembus pasar nasional.
Visi Daerah: Ekonomi Digital yang Berdaya Saing
Bupati Takalar, Mohammad Firdaus Daeng Manye, melihat peluang besar dari transformasi ini. “Lewat pelatihan ini, kami ingin membuktikan bahwa koperasi di Takalar bisa naik kelas. Dengan pemanfaatan AI, produk UMKM dari desa bisa bersaing hingga pasar nasional,” ujarnya di sela pelatihan yang digelar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komdigi.
Visi Kabupaten Takalar, “Takalar Maju Berdaya Saing melalui Ekonomi Digital,” menjadi pondasi untuk mendorong koperasi agar bertransformasi.

Etika dan Keamanan Digital: Pondasi Utama
Namun, teknologi bukan tanpa risiko. Kepala BPSDM Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto, menekankan pentingnya literasi digital. “Laporan keuangan koperasi bisa lebih akurat dan transparan dengan AI. Tapi yang paling penting, pengurus harus paham bagaimana melindungi data anggota,” jelasnya.
Prinsip etika digital menjadi fondasi agar teknologi tidak hanya bermanfaat, tetapi juga aman.
Belajar Langsung: Dari Teori ke Praktik
Sebanyak 207 peserta, mulai dari pengurus koperasi hingga pelaku UMKM, mengikuti dua hari pelatihan. Hari pertama diisi talkshow tentang etika dan keamanan digital. Hari kedua, peserta langsung praktik membangun strategi pemasaran dengan AI: dari riset pasar, pembuatan konten, hingga analisis data.
“Peserta sangat antusias. Bahkan ada yang langsung mencoba membuat konten promosi dengan AI,” kata Amin Hamdat, trainer dari BPSDMP Makassar.
Suara Peserta: AI Bukan Lagi Barang Jauh
Komaruddin, pelaku usaha percetakan di Takalar, mengaku mendapat pencerahan. “Ilmu ini langsung bisa saya pakai untuk usaha. AI bukan cuma soal teknologi canggih, tapi juga soal bagaimana kita menjaga data anggota dan meningkatkan kepercayaan pelanggan,” tuturnya.
Pengalaman langsung membuat peserta optimis. Banyak yang bahkan berharap ada batch lanjutan khusus untuk AI.
Kolaborasi Banyak Pihak
Pelatihan ini juga melibatkan banyak pihak: dari pejabat pemerintah, anggota legislatif, hingga konten kreator lokal. Hadir pula Kepala Pusat Pengembangan Literasi Digital, Rizki Ameliah, dan sejumlah tokoh penting yang mendorong agar digitalisasi koperasi benar-benar jadi gerakan bersama.
Menuju Masa Depan Koperasi Digital
Takalar bukan sekadar belajar AI, tapi sedang membangun masa depan baru bagi koperasi desa. Dari 18 Koperasi Merah Putih yang sudah ada, harapannya semakin banyak yang mampu memanfaatkan teknologi digital.
Kisah ini menunjukkan, transformasi digital bukan hanya milik kota besar. Dari desa, dengan koperasi sebagai motor penggerak, ekonomi lokal bisa menembus pasar nasional.
Bagian dari Program Digital Entrepreneurship Academy (DEA)
Pelatihan AI untuk koperasi dan UMKM ini merupakan rangkaian dari Program Digital Entrepreneurship Academy (DEA). Sebelumnya, program ini juga telah mengangkat tema fotografi produk, social selling, hingga digital copywriting—seluruhnya dirancang untuk memperkuat kapasitas digital para pelaku usaha. Informasi lebih lanjut mengenai Program Literasi Digital dan Digital Talent Scholarship dapat diakses melalui:
- Instagram: @literasidigitalkomdigi, @dtsdea, @thematic.academy, @dtsmicroskill
- YouTube: Literasi Digital Komdigi
- Website: digitalent.komdigi.go.id
Narahubung:
Rangga Adi Negara
Ketua Tim Literasi Digital Masyarakat
Pusat Pengembangan Literasi Digital
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Komunikasi dan Digital RI
(Pusbang Litdig - Publikasi BPSDM Komdigi/L)
Label
desa, pasar nasional, kisah, koperasi merah putih, takalar, ai