Makassar, 2 Agustus 2025 – Sebanyak 132 peserta dari berbagai kalangan antusias mengikuti kegiatan Pelatihan Pemasaran Digital Dasar Batch 10 dan Pemasaran Digital dengan Kecerdasan Buatan (AI) untuk Wirausaha Batch 12 yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP Kominfo) Makassar. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian upaya pemerintah dalam memperkuat literasi digital masyarakat, khususnya di sektor wirausaha dan UMKM.
Acara dibuka secara resmi dengan suasana hangat dan penuh semangat. Turut hadir dalam pembukaan, Kepala BBPSDMP Kominfo Makassar, Drs. Baso Saleh, M.I.Kom; Kepala Pusat Pengembangan Literasi Digital BPSDM Kemkominfo, Rizki Ameliah, SS., M.Si; serta Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKB, Dr. H. Syamsu Rizal, M.I., S.Sos., M.Si.
Dalam sambutannya, Baso Saleh menyampaikan rasa bangganya atas tingginya animo peserta, yang berasal dari berbagai latar belakang mulai dari alumni IKA UNHAS, pondok pesantren, hingga instansi perbankan dan komunitas wirausaha. Menurutnya, kehadiran peserta dari lintas sektor ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan literasi digital semakin nyata dan meluas. Ia menegaskan bahwa meskipun pelatihan ini berlangsung singkat, namun menjadi pertemuan yang bermakna karena memberikan ruang interaksi langsung antara peserta, narasumber, dan pemangku kepentingan.
Baso Saleh juga menyinggung fenomena penggunaan teknologi yang kini menjadi bagian dari keseharian masyarakat, terutama generasi muda. Ia menekankan pentingnya tidak hanya mahir menggunakan perangkat digital, namun juga bijak dan hati-hati dalam mengelola informasi serta memanfaatkan media digital secara produktif. Dalam harapannya, ia mengajak Komisi I DPR RI untuk terus mendukung keberlanjutan program-program literasi digital ini, terutama di wilayah Indonesia bagian timur yang masih membutuhkan perhatian khusus.
Senada dengan itu, Rizki Ameliah mengawali sambutannya dengan gaya ringan namun menyentuh substansi. Ia mengajak peserta memahami bahwa pelatihan digital dasar bukan sekadar belajar platform digital, tetapi juga memahami fondasi literasi digital, seperti etika dan kecakapan berdigital. Ia memperkenalkan konsep “CaBe” atau Cakap Berdigital yang menjadi salah satu materi utama dalam penguatan literasi digital nasional. Menurut Rizki, sebelum bicara tentang pemasaran digital dan AI, masyarakat harus dibekali dengan keterampilan memilah informasi, menjaga etika di dunia maya, serta memahami bagaimana platform digital bekerja bukan hanya untuk jualan, tetapi juga sebagai ruang sosial yang memiliki nilai dan norma.
Ia juga menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan pintu masuk bagi masyarakat untuk terhubung dengan berbagai program pelatihan lainnya yang lebih mendalam. Pemerintah melalui Kemkominfo menyediakan berbagai jalur pengembangan talenta digital, mulai dari Digital Talent Scholarship hingga program akademi berbasis kecakapan digital yang dapat diakses secara gratis. Rizki berharap pelatihan ini bukan menjadi kegiatan terakhir bagi peserta, tetapi menjadi awal dari perjalanan panjang untuk terus mengembangkan diri di dunia digital.
Sambutan yang penuh energi juga disampaikan oleh Dr. H. Syamsu Rizal. Ia menyapa para peserta dengan gaya khasnya yang menghibur sekaligus menggugah. Dengan santai ia menyampaikan apresiasinya kepada peserta yang memilih hadir dan belajar, meninggalkan kenyamanan di rumah, rutinitas, dan bahkan godaan hari libur demi sebuah ikhtiar untuk menjadi lebih baik. Menurutnya, saat ini tidak ada ruang untuk berkembang tanpa memahami teknologi digital. Ia menegaskan bahwa lebih dari 80% sumber informasi saat ini berasal dari media digital, dan hanya sebagian kecil masyarakat yang masih bertumpu pada media konvensional seperti televisi dan surat kabar.
Dampaknya, kata dia, sangat besar—baik bagi individu maupun bangsa. Maka dari itu, Rizal menekankan pentingnya membangun budaya digital yang sehat dan produktif. Ia mengajak peserta untuk tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen konten yang positif. Dalam sambutannya, ia juga mengingatkan bahwa kecakapan digital bukan semata kemampuan teknis, tetapi juga mencakup kemampuan memilih dan memilah informasi, menjaga reputasi digital, hingga memanfaatkan media untuk pengembangan usaha dan kesejahteraan bersama.
Ia berharap kegiatan seperti ini terus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, karena menjadi bekal penting dalam membentuk masyarakat yang melek digital, tangguh, dan adaptif. Lebih lanjut, ia mendorong peserta untuk mulai membangun jejaring kolaboratif, saling melengkapi keterampilan, serta menciptakan ekosistem digital yang sehat dan produktif. Menurutnya, di tengah terbatasnya sumber daya seperti waktu, kuota internet, dan energi, masyarakat harus semakin cerdas dalam memanfaatkan teknologi agar tidak menjadi korban informasi, tetapi justru menjadi pelaku utama dalam perubahan.
Kegiatan pelatihan ini membagi peserta ke dalam lima kelas: tiga kelas khusus pemasaran digital berbasis AI, dan dua kelas untuk pemasaran digital dasar. Materi yang diberikan bersifat praktikal, interaktif, dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta, mulai dari pemanfaatan media sosial, algoritma pemasaran digital, hingga penggunaan tools kecerdasan buatan untuk mendukung strategi bisnis.
Dengan berakhirnya rangkaian pembukaan, pelatihan pun resmi dimulai. Para peserta tampak antusias dan siap menyerap materi dengan semangat. BBPSDMP Kominfo Makassar berharap, pelatihan ini mampu menjadi titik awal bagi para peserta untuk semakin adaptif menghadapi tantangan dunia digital, memperluas pasar, serta meningkatkan daya saing UMKM lokal menuju Indonesia yang semakin cakap digital.(SF)
Label
makassar, digital, dea, umkm, entrepreneurship, marketing, entrepreneur, academy