Gambar: Bumen

Jakarta (17/12/2025) - Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid mengajak para pegiat literasi digital untuk terus memperkuat literasi digital. Literasi digital merupakan hal penting dan menjadi fondasi utama dalam transformasi digital.

Meutya: Kolaborasi harus terus kita galang

Menurut Meutya, kolaborasi lintas sektor penting dalam memperkuat literasi digital nasional, karena pemerintah tidak melakukan literasi digital sendiri. Perlu kolaborasi berkelanjutan dengan berbagai pihak, seperti industri digital, komunitas, serta generasi muda agar upaya literasi digital berjalan efektif dan berkelanjutan.

“Kolaborasi ini harus terus kita galang. Mudah-mudahan ke depan akan semakin banyak kegiatan yang bisa kita kolaborasikan dengan rekan industri dan komunitas,” ujar Meutya saat acara Temu Nasional Pegiat Literasi Digital hari kedua, di Jakarta, Rabu (17/12).

Anak-anak Harus Terlindungi di Ruang Digital

Pada kesempatan tersebut, Meutya turut menekankan bahwa pelindungan anak di ruang digital menjadi tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, ke depannya perlu mengemas sosialisasi secara kreatif, dan inklusif, agar anak-anak dan generasi muda mudah memahaminya.

“Anak-anak harus dilindungi di ruang digital. Kita perlu memikirkan bagaimana modul sosialisasi ke depan, bagaimana cara menyampaikannya, dan bagaimana melibatkan anak-anak muda dalam prosesnya,” kata Meutya.

Meutya juga menyampaikan bahwa pemerintah membutuhkan dukungan komunitas. Dukungan ini salah satunya untuk turut melakukan sosialisasi terkait Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP TUNAS).

Sinergi Jadi Kekuatan Penting

Terakhir, Meutya mengapresiasi keterlibatan berbagai pihak dan kehadiran perwakilan pegiat literasi digital dari seluruh Indonesia. Ia menilai sinergi tersebut menjadi kekuatan penting dalam memperluas jangkauan literasi digital hingga ke daerah.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Kita harus mengajak semua pihak untuk bergerak bersama demi menciptakan ruang digital yang aman, inklusif, dan berpihak pada masa depan anak-anak Indonesia,” tutup Meutya.

Literasi Digital Merupakan Fondasi

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komdigi, Boni Pudjianto juga sejalan dengan Menteri Komdigi. Boni mengatakan bahwa literasi digital merupakan fondasi dalam menjelajahi ruang digital.

“Kami dari BPSDM Komdigi mempersiapkan fondasi ini. Namun kami tidak bisa sendiri, butuh bantuan dari semua rekan-rekan mitra dan komunitas pegiat literasi digital untuk bersama-sama menyiapkan masyarakat yang cakap digital,” kata Boni.

Boni menekankan bahwa kita tidak boleh memahami literasi digital semata sebagai kecakapan teknis menggunakan teknologi. Lebih dari itu, literasi digital harus memperkuat ketangguhan psikososial masyarakat, kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan artifisial serta kesadaran akan pentingnya perlindungan diri di ruang digital.

Melindungi Anak di Ruang Digital, Salah Satu Tantangan Transformasi Digital

Boni pun menyoroti sejumlah tantangan krusial dengan adanya transformasi digital. Ancaman disinformasi, penipuan digital, kejahatan siber, serta ancaman terhadap data pribadi juga perlu menjadi perhatian.

Lebih lanjut Boni menyampaikan bahwa tantangan transformasi digital, mulai dari kemampuan masyarakat dalam bersikap kritis terhadap informasi digital, peran orang tua dalam melindungi anak-anak di ruang digital, hingga yang tidak kalah penting adalah upaya mendorong pelaku UMKM dan koperasi agar lebih percaya diri memanfaatkan teknologi digital. “Kolaborasi lintas sektor diperlukan untuk mewujudkan ruang digital yang beradab dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat,” tegas Boni.

Digital Outlook 2026 di Temu Nasional Pegiat Literasi Digital

Temu Nasional Pegiat Literasi Digital 2025 berlangsung selama dua hari pada 16-17 Desember 2025. Pada hari pertama acara, berlangsung berbagai sesi dengan tajuk Digital Outlook 2026 dari sejumlah perusahaan teknologi global dan nasional. Sesi tersebut, antara lain Digital Outlook 2026 by Google dari Agung Pamungkas, Manajer Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia, serta Digital Outlook 2026 by Meta oleh Nadhila Renaldi, Manajer Kebijakan Publik Meta Indonesia.

Agenda berlanjut dengan Digital Outlook 2026 by GoTo oleh Rangga D. Fadillah, Head of Public Policy & Government Relations GoTo Group, serta Digital Outlook 2026 by TikTok oleh Richard Anggoro, Public Policy Lead-UGC TikTok Indonesia. Dan juga Digital Outlook 2026 by Shopee oleh Balques Manisang, Deputy Director and Government Relations Shopee.

Government Digital Foresight

Dari sisi pemerintah, forum ini menghadirkan sesi Government Digital Foresight: Pelindungan Anak di Ruang Digital melalui pemaparan Ratna Susianawati, Plt. Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI. Selain itu, Government Digital Foresight: Creative Economy Outlook oleh Muhammad Neil El Himam, Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif.

Rangkaian acara juga mencakup Digital Tourism Outlook 2026 oleh Herdy Harman, Direktur SDM dan Digital InJourney/PT Aviasi Pariwisata Indonesia. Sesi penutup Government Digital Foresight: Arah Baru Indonesia Digital yang disampaikan Arifin Saleh Lubis, Kepala Biro Perencanaan Kementerian Komdigi RI.

Talkshow di Hari Kedua

Pada hari kedua acara ini, berlangsung dua sesi talkshow. Talkshow pertama mengangkat tema Ruang Digital yang Aman, Ramah, dan Inklusif bersama Diena Haryana dari Indonesia Child Online Protection (ID COP), Edhozell selaku konten kreator Social Bread dan Siberkreasi, serta Gustaff Hariman Iskandar, Founder Common Room.

Talkshow kedua mengusung tema Literasi Digital Siaga Bencana. Menghadirkan Marcella Zalianty sebagai pegiat literasi digital perempuan, Maulana dari Relawan TIK Aceh, Rahmat Hasibuhan dari Relawan TIK Sumatera Utara, serta La Rane sebagai pegiat literasi digital untuk teman disabilitas.

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan Kementerian Komdigi dalam mempercepat transformasi digital nasional. Adapun informasi lebih lanjut mengenai Program Literasi Digital dan Digital Talent Scholarship dapat diakses melalui Instagram @bpsdm.komdigi, @digitalent.kemkomdigi, @literasidigitalkomdigi, @dtsdea, @thematic.academy, @dtsmicroskill, kanal YouTube Literasi Digital Komdigi, dan website digitalent.komdigi.go.id. (Pusbang Literasi Digital/D - Publikasi BPSDM Komdigi/RAF)


Label
meutya, ajak, pegiat, literasi, digital, berkolaborasi, perkuat, literasi, digital